Mediaharian.id – ByteDance, perusahaan asal China pemilik aplikasi TikTok, tengah berusaha memperpanjang tenggat waktu untuk divestasi dari platform media sosial tersebut atau menghadapi larangan dari Amerika Serikat. Pada Senin (6/12), perusahaan mengajukan banding ke pengadilan AS untuk menunda keputusan tersebut hingga setelah pelantikan Presiden terpilih Donald Trump pada Januari 2025.
Saat ini, ByteDance dihadapkan pada tenggat waktu untuk melepaskan diri dari TikTok paling lambat 19 Januari 2025, sehari sebelum Trump dilantik. Meskipun Trump gagal melarang TikTok selama masa jabatan pertamanya, ia berjanji dalam kampanye kepresidenannya kali ini untuk “menyelamatkan” platform video populer itu, sebuah janji yang membuat ByteDance berharap keputusan tersebut dapat memberi mereka waktu lebih lama.
Pengadilan AS Tegaskan Kebebasan Berbicara
Pada 6 Desember, Pengadilan Banding District of Columbia mengukuhkan keputusan untuk melarang atau memaksa divestasi TikTok. Pengadilan menegaskan bahwa larangan tersebut merupakan langkah untuk melindungi kebebasan berbicara di AS, dengan mempertimbangkan ancaman dari negara asing dalam mengumpulkan data pribadi pengguna AS.
Trump Beralih Menjadi Penyokong TikTok
Meskipun sebelumnya menjadi penentang utama TikTok, Trump kini memperlihatkan sikap yang lebih mendukung platform tersebut. Pada Juni lalu, Trump bahkan membuat akun TikTok yang dengan cepat mendapatkan hampir 15 juta pengikut dan 106 juta suka. Dalam sebuah video yang diunggah di platform Truth Social pada September, Trump mengimbau kepada para pendukungnya untuk memilihnya jika mereka ingin TikTok tetap ada di AS.
Perubahan Sikap Trump: Pengaruh TikTok dan Geopolitik
Analis berpendapat perubahan sikap Trump terhadap TikTok mungkin berkaitan dengan pengalamannya menggunakan platform tersebut selama kampanye, di mana ia melihat potensi besar untuk menjangkau pengikut secara masif di AS. Beberapa analis juga menyebutkan bahwa TikTok dapat menjadi alat tawar menawar dalam negosiasi dengan China, mengingat ketegangan geopolitik yang semakin intens antara kedua negara.
Geopolitik TikTok: Alat Peredam Ketegangan AS-China
Sementara itu, TikTok semakin dianggap sebagai bagian dari “Perang Dingin Teknologi” antara AS dan China. Beberapa analis menilai bahwa jika Trump berhasil menyelamatkan TikTok di AS, hal itu dapat meredakan ketegangan antara kedua negara, dengan platform tersebut menjadi alat untuk meredakan hubungan diplomatik yang tegang.
ByteDance kini berharap pada pemerintahan Trump untuk memberikan kesempatan lebih lama sebelum keputusan yang dapat menentukan nasib TikTok di AS diambil.